Gas rumah kaca, terutama CO 2, telah mengendalikan perubahan iklim yang paling kuno. Kali ini manusia adalah penyebabnya, terutama oleh emisi CO 2.

Dampak negatif dari pemanasan global terhadap pertanian, kesehatan & lingkungan jauh lebih besar daripada positifnya.

Semua indikator menunjukkan bahwa pemanasan global masih terjadi.

Tren pemanasan di daerah pedesaan dan perkotaan adalah sama, yang diukur dengan termometer dan satelit, dan dengan termometer alami.

Untuk catatan global, 2010 adalah tahun terpanas dalam catatan, begitu juga dengan tahun 2005.

CO2 tidak memulai pemanasan dari berakhirnya zaman es, tapi itu memperkuat pemanasan. Bahkan, sekitar 90% dari pemanasan global diikuti dengan peningkatan CO2.

Kebanyakan gletser mengalami pengurangan, menjadikan masalah serius bagi jutaan orang yang bergantung pada gletser untuk air.

Pemanasan global menguatkan faktor risiko kejadian cuaca ekstrim - dan itu adalah semua yang Ilmu Iklim klaim.

Daerah pedesaan dan perkotaan menunjukkan tren pemanasan yang sama.

Mars tidak mengalami pemanasan secara global.

Peningkatan efek rumah kaca karena CO2 telah dikonfirmasi oleh beberapa baris bukti empiris.

Siklus alami menambah dan menghilangkan CO2 untuk menjaga keseimbangan; manusia menambahkan CO2 tambahan tanpa menghapus apapun.

Beruang kutub berada dalam bahaya kepunahan, demikian juga dengan banyak spesies lainnya.

Lapisan es di Greenland setidaknya berusia 400.000 tahun dan pemanasan tidak terjadi secara global ketika bangsa Eropa mulai menetap di Greenland 1.000 tahun yang lalu

 Karbon Dioksida yang berlebih di atmosfer belum tentu baik untuk tanaman.

Pengukuran suhu permukaan dipengaruhi oleh variabilitas iklim jangka pendek, serta pemanasan di lautan dalam baru-baru ini.

Data satelit terbaru menunjukkan bahwa bumi secara keseluruhan mengalami pemanasan.

Gelombang dingin terjadi karena fase yang kuat dari osilasi Arctic. Hal ini menyebabkan suhu dingin di lintang tengah (seperti Eurasia dan Amerika Utara) dan pemanasan di wilayah kutub (Greenland dan Samudra Arctic). Wilayah hangat dan dingin kira-kira saling mengimbangi satu sama lain dengan sedikit dampak pada suhu global.

El Nino Southern Oscillation menunjukkan korelasi yang erat pada suhu global dalam jangka pendek. Namun, tidak dapat menjelaskan tren pemanasan jangka panjang selama beberapa dekade terakhir.

Gletser Gunung Kilimanjaro yang menyusut, sangatlah rumit dan ini bukan hanya karena pemanasan global saja. Namun, ini tidak berarti bumi tidak mengalami pemanasan. Ada banyak bukti bahwa suhu rata-rata bumi telah meningkat dalam 100 tahun terakhir dan terjadinya penurunan gletser di pertengahan dan lintang yang tinggi adalah bagian utama dari bukti.

Cuaca dan iklim adalah berbeda, prediksi iklim tidak memerlukan detil cuaca.

Gagasan bahwa efek CO2 adalah 'jenuh', yaitu didasarkan pada kesalahpahaman tentang bagaimana efek rumah kaca bekerja.

Sementara metana merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dari CO2, CO2 lebih banyak 200 kali  di atmosfer. Oleh karena itu jumlah pemanasan metana memberikan kontribusi sebesar 28% dari kontribusi pemanasan oleh CO2.

Pengukuran isotop karbon dan penurunan oksigen di atmosfer menunjukkan bahwa peningkatan karbon dioksida adalah karena pembakaran bahan bakar fosil dan tidak mungkin berasal dari laut.

Studi ilmiah telah menentukan bahwa teknologi saat ini sudah cukup untuk mengurangi emisi gas rumah kaca untuk menghindari perubahan iklim yang berbahaya.

Pembacaan penuh riset Tsonis dan Swanson menunjukkan bahwa variabilitas internal dari pergeseran iklim menyebabkan sementara turun secara lambat atau mempercepat tren pemanasan jangka panjang. Ketika variabilitas internal dihapus dari catatan suhu, apa yang kita temukan hampir monoton, yaitu percepatan pemanasan sepanjang abad ke-20.

Pengukuran satelit ganda dan pengamatan berbasis darat telah menentukan lapisan ozon telah berhenti menurun sejak tahun 1995, sementara itu tren suhu terus naik.

Ribuan karang atol "tenggelam" di masa lalu ketika mereka tidak mampu tumbuh cukup cepat untuk menjaga kelestariannya di permukaan laut